Klasifikasi Sumber Belajar

Membuat klasifikasi sumber belajar tidaklah mudah. Hal itu disebabkan oleh sulitnya membuat batas yang tegas dan pasti tentang perbedaan atau ciri-ciri yang terdapat pada sumber-sumber belajar. Misalnya kegiatan diskusi dapat diklasifikasikan ke dalam klasifikasi sumber belajar yang dirancang, namun dapat juga dimasukkan ke dalam klasifikasi sumber belajar yang dimanfaatkan, sebab kegiatan diskusi yang spontan dalam kegiatan pengajaran bisa terjadi tanpa dirancangkan sebelumnya.[1]

Peran utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulasi dan informsi kepada siswa. Dengan demikian maka untuk mempermudahkan klasifikasi sumber belajar itu dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan seperti “apa”, “siapa”, “di mana” dan "bagaimana" pertanyaan-pertanyaan itu bisa dikembangkan lebih jauh, misalnya.

a.       Apa jenis informasi yang akan disajikan itu ?

b.      Siapa yang melaksanakan penyajian informasi itu ?

c.       Bagaimana cara menyajikannya ?

d.      Di mana informasi disajikan ?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kemudian dapat disusun klasifikasi sumber belajar sebagai berikut:

a.       Pesan, berita, informasi

b.      Manusia, materi pelajaran

c.       Alat

d.      Teknik, metode, prosedur di tempat yang diatur.[2]

 

AECT (Association of Education Communication Technology) melalui karyanya “The Definition of Educational Technology”, sebagaimana dikutip Ahmad Rohani mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam:

a.       Message (pesan), yaitu informasi/ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi/bahan pengajaran/mata kuliah yang diajarkan kepada peserta didik dan sebagainya.

b.      People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah dan penyaji dan penyaji pesan. Termasuk kelompok ini, misalnya, guru/dosen, tutor, peserta didik dan sebagainya.

c.       Materials (bahan), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat/perangkat ataupun oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori materials, seperti transportasi, slide, film, audio, video, model, majalah, buku dan sebagainya.

d.      Device (alat), yaitu sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untukmenyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya overhead proyektor, slide, Video tape/recorder, pesawat radio/TV dan sebagainya.

e.       Technique (Teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan, peralatan, orang lengkungan yang menyampaikan pesan, misalnya pengajaran terprogram/modul, simulasi, demonstrasi, tanya jawab, CBSA dan sebagainya.

f.        Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesandisampaikan. Baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan dan sebagainya. Juga lingkungan non fisik, misalnya suasana belajar itu sendiri, tenang, ramai, lelah dan sebagainya.[3]

            Sekalipun telah dipisahkan ke dalam 6 golongan tersebut, dalam kenyataan sumber-sumber belajar tersebut satu sama lain saling berhubungan sehingga kadang-kadang sulit memisahkannya. Paling tidak ada empat jenis sumber yang berperan di situ: guru, alat yang diperagakan, topik yang dijelaskan yaitu cara penggunaan peralatan tersebut dan teknik penyajian yaitu dengan peragaan.Pembagian lain terhadap sumber belajar adalah sebagai berikut:

a.       Sumber belajar cetak; buku, majalah, ensiklopedi, brosur, koran, poster, denah dan lain-lain.

b.      Sumber belajar non cetak; film, slide, video, model, boneka, audio, kaset, dan lain-lain.

c.       Sumber-belajar yang berupa fasilitas: auditorium, perpustakaan, ruang belajar, meja belajar individual (carrel), studio, lapangan oleh raga dan lain-lain.

d.      Sumber belajar yang berupa kegiatan, wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan, dan lain-lain.

e.       Sumber belajar yang berupa lingkungan dari masyarakat, taman, terminal dan lain-lain.[4]

Dilihat dari tipe atau asal usulnya sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua kategori

a.       Sumber belajar yang dirancang (learning resouces by design), yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan instruksional. Oleh karena itu dasar rancangannya adalah isi, tujuan kurikulum dan ciri-ciri siswa tertentu. Sumber belajar jenis ini sering disebut sebagai bahan instruksional. Contoh: bahan pengajaran terprogram, modul, transparansi untuk sajian tertentu, slide untuk sajian tertentu, guru bidang studi, film topik ajaran tertentu, video topik khusus, komputer instruksional dan sebagainya.

b.      Sumber belajar yang mudah tersedia, sehingga tinggal memanfaatkan (learning resources by utilization) yaitu sumber belajar yang telah ada untuk maksud non-instruksional, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang kualitasnya setingkat dengan sumber belajar jenis by design. Contoh: safari garden, kebun raya, taman nasional, musium bahari, musium wayang, musium satria mandala, kebun binatang, buku biografi dan lain sebagainya.[5]

Kedua macam sumber belajar itu sama-sama dapat digunakan dalam kegiatan instruksional karena keduannya memberikan kemudahan belajar kepada siswa.

3.      Fungsi – Fungsi Sumber Belajar

Sumber belajar memiliki fungsi:[6]

1.  Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:

(a)  Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan

(b) Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2.      Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan

(b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

3.  Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:

(a) meningkatkan kemampuan sumber belajar;

(b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

4.      Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:

(a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat  verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit;

(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

5.      Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

Fungsi – fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.



[1] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaranop.cit, h. 77-78.

[2] Ibid, h. 78

[3] Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaranop.cit., h. 164-165

[4] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaranop.cit, h. 80.

[5] Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010), h. 62.

[6] http://akhmadsudrajat.wordpress.com/sumber-belajar-untuk-mengefektifkanpembelajaran- siswa. (diakses, Desember 2013)

 


Comments

Popular posts from this blog

Membasuh muzah

SUMBER BELAJAR